Advertisement

Selasa, 23 Februari 2016

bus pariwisata bandung - Bandung | Tokopedia

bus pariwisata bandung - Bandung | Tokopedia: Belanja online aman dan nyaman dari bus pariwisata bandung - Sewa Bus Pariwisata Murah

Kamis, 04 Februari 2016

Sewa Bus Pariwisata sekitaran Bandung



Harga Sewa Bus PariwisataSewa Bus Pariwisata ke Bandung pengen murah dan berkualitas, ya carinya di megatrans Indonesia, bus pariwisata enak dipake buat
rombongan apalagi yang punya keluarga besar, lebih leluasa kenapa karena  serasa bus pariwisata sendiri kalo kita bandingkan pake mobil pribadi biayanya lebih murah pake bus pariwisata, nah lo ya iyalah kita maen tuh biasanya ga pengen ke satu obje wisata aja kana tau kita bilang kalo bisa dalam satu hari tuh kita cuman satu objek wisata aja,  paket wisata murah aja, pengen bisa maen ke beberapa objek wisata. Dengan bus pariwisata kita bisa berkunjung ke berbagai tempat wisata di suatu wilayah, nah coba kita intip dulu salah satu bus pariwisata kita yang berkapasitas 31-33 seat ini, bus pariwisata ini habis make over biar keliatan kinclong, tapi jangan salah bukan perkara tampang doing nih tentunya mulai dari sarung jok jga kita perhatiin, tapi tetep top priority engine juga I cek biar ni bus pariwiata bukan hanya knclng tapi bikin beta jga para wisatawan biar makin seneng aja pake layanan paket wisata bandung dan sewa bus pariwisata bandung di www.megatransindonesia.com , nah buat paket wisata sekitaran bandung itu kami sediakan beberapa opsi paket wisata mualai :
  1. Paket wisata Sari Ater
  2. Paket Wisata Gunung Tangkuban Perahu
  3. Paket Wisata Deranch
  4. Pakt Wisata Maribaya
  5. Paket Wisata Float Market Lembang
  6. Paket Wisata Fashion
  7. Paket Wisata rumah hobbit
  8. Paket Wisata Kampung Gajah
  9. Paket Wisata Kampung Daun
  10. Paket Wisata Kebun The
  11. Paket Wisata Kawah Putih
  12. Paket Wisata Kawah Kamojang
  13. Paket Wisata Cibolang
  14. Paket Wisata Situ Cilenca
  15. Paket Wisata Situ Patengan
  16. Paket Wisata Saung Angklung Udjo
  17. Paket Wisata Ranca Upas

Fasilitas di Bus Pariwisata Bandung Kami Tentunya di sesuaikan dengan Para Kustomer Sewa Bus Pariwisata Bandung Yang Tentunya sudah tersedia perangkat multimedia di bus pariwisata bandung kami lalu di segi keamanan kami sudah siap perangkat pelacak Gps agar dalam perjalanan kami bisa memantau Perjalanan Anda selain tu disediakan Call center untuk menerimapengada para pengguna jasa layanan sewa bus pariwisata bandung, sewa elflong bandung, sewa bus pariwisata medium, jasa paket wisata bandung, paket wisata murah dan lainnya

Bus pariwisata bandung kami kebanyakanmenggunakan kaloseri Adi putro. Berdasarkan konsumen bus pariwisata yangmenggunakan karoseri adiputro lebih diminati mengapa e mengapa!! Karena e karena berjudiiii itu haram ups salah karoseri adiputro merupakan yang paling tangguh dan interior nya pun tidak berisik berbeda dari yang lainnya. Bus pariwiata berbodi kokoh ga berisik dan berkumis emang gatot kaca jadi intinya guna menjaga aspek keselamtan, kenyamanan, dan keindahan para pengguna sewa bus pariwisata. Sedangkan untuk memanjakan para wisatawan kami sediakan paket wisata murah dengan full akomodasi sesuai budget yang ada siapkan untuk memulai perjalanan paket wisata di www.megatransindonesia.com. Untuk spesifikasi bus pariwisata yang tersedia di www.megatransindonesia.com kami menggunakan hino tahun 2012 dan jetbus mitsubhisi untuk medim bus pariwisata sedangkan untuk 47- 52 kursi kami sediakan bigbusHd dari Mercedes.

Anggota krew kami merupakan krew yang berpengalaman dengan karakteristik yang tidak ugal-ugalan dan sudah memiliki lisensi. Guna efektifitas layanan sewa bus pariwisata tentunya sebelum keberangkatan kami siapkan rute perjalanan yang paling aman dan dekat ke tujuan paket wisata atau sewa bus pariwisata yang di pesan oleh para customer yang diberikan kepada krew. nah perangkat audio yang ada disetiap aramada sewa bus pariwisata, sewa elflong pariwisata, sewa commuter hiace bisa diguakan untuk berkaraoke ria untuk mengatasi kejenuhan para pengguna layanan paket wisata bandung maupun sewa bus pariwisata bandung selain itu anda dapat request playlist lagu kepada staff kami yang akan digunaka berkaraoke ria di sewa bus pariwisata bandung.

Untuk perangkat video kami sediakan 2 layar lcd apabila anda hendak menonton film ketika di perjalanan sewa bus pariwisata bandung.

Nah kami kana menjelaskan beberapa paket wisata  guna meningkatkan minat anda akan kami paparkan paket wisata yang kami sediakan

1.       Paket Wisata Sari Ater
1.1               Sejarah
Semula, kawasan yang terletak di kaki Gunung Tangkuban Perahu ini masih berupa areal hutan yang oleh sebagian warga sekitar dianggap angker. Di rimba tersebut, banyak terdapat pepohonan yang dikenal dengan nama pohon ater. Menurut cerita yang beredar di masyarakat tempatan, suatu ketika ada seseorang yang mencoba memotong pohon ater itu, dan ternyata dari cabang pohon yang dipotong tersebut keluarlah air yang cukup deras. Fenomena ini tentu saja menjadi anugerah bagi masyarakat sekitar yang waktu itu sedang mengalami kesusahan akan air bersih. Pancaran air yang keluar dari pohon ater tersebut diyakini oleh warga berkhasiat untuk mengobati penyakit, terutama penyakit kulit. Kebenaran atas keyakinan warga itu dibuktikan oleh seorang peneliti dari Belanda, Hack Bessel, setelah melakukan pengujian terhadap air yang ternyata memang mujarab itu. Pada sekitar tahun 1960-an, seorang bernama Embah Ebos yang dikenal sebagai orang sakti, memulai usaha pembukaan hutan di kawasan tersebut. Daerah yang semula dianggap angker itu diubah menjadi lahan perkampungan dan diberi nama Ciater yang artinya "air yang memancar". Dari sinilah nama Ciater bermula dan kemudian populer sebagai obyek wisata pemandian air panas. Sejak tahun 1968, potensi air panas di Ciater mulai dimanfaatkan Pemerintah Kabupaten Subang dengan menunjuk Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) untuk mengembangkan wisata air panas di Ciater.

1.2               Lokasi
cukup beragam keistimewaan yang ditawarkan pemandian air panas di Ciater, bahkan sebelum Anda tiba di lokasi pemandian. Di sepanjang perjalanan menuju lokasi wisata, Anda akan disuguhi pemandangan yang sangat indah dan asri. Hamparan kebun teh yang menghijau di kanan dan kiri jalan akan menyegarkan pandangan serta menentramkan hati siapa saja yang melihatnya. Udara khas pegunungan yang sejuk akan menambah nyaman perjalanan Anda menuju lokasi pemandian air panas Ciater.
Sesampainya di Ciater, Anda dapat memilih lokasi mana yang ingin Anda datangi karena di tempat wisata ini ada beberapa pihak yang mengelola sejumlah tempat pemandian air panas. Selain menyajikan pemandian air panas alami, di Ciater juga terdapat kolam umum yang menyediakan fasilitas kamar-kamar yang disewakan. Di dalam kamar-kamar ini, Anda akan mendapatkan privacy dan kenyamanan berendam untuk menikmati sensasi air hangat sepuasnya. Selain itu, di obyek wisata ini juga disediakan fasilitas bungalo bagi pengunjung yang ingin menginap.
Fasilitas Istimewa Kolam Air Panas di Ciater
Pemandangan alam di sekitar kolam pun tidak kalah menakjubkan. Anda dapat menikmati keindahan air terjun yang berselimut kepulan uap air hangat di kompleks pemandian air panas Ciater ini. Berendam di Ciater akan membuat aliran darah terasa lancar sehingga badan akan terasa bugar. Khasiat air panas Ciater memang sudah teruji secara klinis. Berdasarkan hasil pengkajian tentang manfaat mandi air alam dan air kesehatan, air di Ciater mengandung kalsium, magnesium, chloride, sulfat, thermo, mineral, serta hypertherma dengan kadar aluminium yang tinggi yaitu 38,5 equiv persen, dan keasamannya juga sangat tinggi yaitu dengan ph 2,45. Air panas yang langsung berasal dari mata air Ciater diperkirakan bersuhu 43—46 derajat celcius. Sedangkan air yang sudah dialirkan ke kolam pemandian kadar temperaturnya rata-rata berkisar dari 37—42 derajat celsius. Ketika air panas yang mengalir dari Gunung Tangkuban Perahu itu sampai di areal persawahan dan sudah agak dingin, suhunya menjadi sekitar 8—10 derajat Celsius

1.3               Manfaat
Selain dapat mengobati penyakit kulit, manfaat yang terkandung di dalam aliran air panas Ciater juga diyakini berkhasiat untuk terapi penyembuhan rematik, gangguan syaraf dan tulang, serta penyembuhan kelumpuhan yang diakibatkan oleh penyakit darah tinggi atau stroke.

1.4               fasilitas
untuk paket wisata ke sari ater ada Kolam rendam, paket wisata berendam di sungai, ada arena petualangan keluarga, ada arena kamp ada arena arng jeram dsb untuk list nya silahkan buka wwwwww.

2.       Paket Wisata Gunung Tangkuban Parahu
2.1               Sejarah
Sejarah objek wisata dipaparkan dalam sebuah dongeng sangkuriag dan dayang sumbi yang ditulisoleh bujangga manic dalam dau lontar dan diteliti oleh salah seorang peneliti belanda yait Van Bemmelen, 1935, lalu di riset kembali oleh Tahun 90-an, Dam dan Suparan (1992) dari Direktorat Tata Lingkungan Departemen Pertambangan mengungkapkan sejarah geologi dataran tinggi Bandung. Penelitian ini menggunakan teknologi canggih seperti metoda penanggalan pentarikhan

Senin, 01 Februari 2016

Sewa Bus Pariwisata Ke danau terindah



Menikmati Keindahan Indonesia dengan menggunakan layanan dari agent Tour dan Travel seperti agent tour dan Travel megatrans Indonesia berbagai layanan dan akomodasi perjalanan wisata di Indonesia  telah tersedia, dengan pelayanan wisata murah dan berkualitas dimana kami menyediakan berbagai jasa penyewaan kendaraan seperti Sewa Bus Pariwisata murah bandung, Sewa Elflong Pariwisata murah bandung,  Sewa Medium Bus Pariwisata Bandung murah selain itu ada armada baru yang kami siapkan terutama bagi anda yang ingin menikmati layanan eksklusif tapi murah yaitu sewa Commuter Hiace Pariwisata Murah Bandung. Tentunya dengan destinasi wisata yang akan kami sesuaikan dengan keinginan konsumen. Tapi tentunya sebagai agent Tour dan Travel dibandung yang berkompeten kami akan sediakan beberapa objek wisata yang cukup awam di telnga kita, beberapa hal yang kita tau bahwa Negara kita merpakan Negara yang kaya dan berada di garis khatulistiwa yang tntunya keanekaragaman flora dan fauna yang memiliki nilai diversitas paling tinggi di antara Negara lainnya, bukan hanya itu guna meningkatkan nilai nasionalisme dalam diri kita pengetahuan akan kekayaan Negara kita bukan hanya SDA nya saja tetapi mulai dari warisan budaya, bahasa, topografi nusantara, warisan sejarah, alam dan fakta dibalik tiap tiap wilayah mulai dari hubungan, budaya dengan keberlangsungan suatu ibjek wilayah eperti tempat wisata yang dapat dijadikan sebagai layanan paket wisata murah, dan tentunya dengan mengetahui hal ini kita akan menadari dan mulai tumbuh rasa memiliki sehingga kita akan slalu menjaga sustainability apa yang diwariskan sang ibu pertiwi. Coba kita tengok beberapa objek wisata berikut ini
1.      Segara Anak

 Segara Anak adalah danau kawah Gunung Rinjani di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat,Indonesia. Nama Segara Anak berarti anak laut diberikan untuk itu karena warna biru mengingatkan danau laut.
Segara Anak merupakan sebuah danau yang terletak di kaldera gunung Rinjani Desa Sembalun Lawang, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Segara (laut) anak berarti anak laut yang di yakini sebagai bagian dari laut yang terpecah ke dalam sebuah pulau. Hal ini di dasari atas warna air yang biru seperti laut. Danau ini terletak pada ketinggian kurang lebih 2000 mdpl. Jika anda mendaki gunung Rinjani (3726 Mdpl), umumnya Tour Guide akan membawa anda melintasi danau ini dan bermalam di sana.
Banyak hal menarik yang dapat dilakukan di danau ini. Di danau ini terdapat banyak ikan mulai dari ikan nila, mas, dan mujair. Ikan-ikan ini sengaja dikembangbiakkan oleh pemerintah dan masyarakat setempat untuk menambah daya tarik tersendiri dari danau segara anak. Jangan lupa untuk menyiapkan peralatan pancing bagi anda yang berminat mendaki gunung Rinjani.
Para pendaki Gunung Rinjani banyak yang membuat jalur pendakian dengan menyusuri lembah disamping danau untuk memberikan sesajen pada dewa didasar danau. Dari danau terlihat sebuah gunung volcano (Gunung Baru Jari yang berarti gunung baru jadi)yang merupakan anak gunung rinjani dan didekatnya terdapat sumber air panas yang dipercayai mampu mengobati berbagai penyakit kulit.
Di kawasan perkemahan di dekat danau segara Anak ini terdapat sebuah pohon tua yang dikeramatkan oleh penduduk setempat. Dengan perantara pohon ini diyakini bahwa apa yang kita inginkan dapat terkabul. Mitos yang berkembang di masyarakat setempat bahwa jika anda memiliki keinginan yang belum sempat terkabul maka gantungkanlah sebuah batu pada pohon ini kemudian ucapkan keinginan anda. Jika keinginan anda tercapai, maka batu yang anda gantungkan sebelumnya harus segera dilepaskan. Menurut masyarakat setempat, jika anda tidak mengembalikan batu tersebut maka keinginan yang telah anda raih akan kembali sirna.
Pemandangan di Danau ini sungguh menakjubkan dan sangat indah sehingga banyak wisatawan luar maupun dalam negeri berdatangan dan mendaki Gunung Rinjani untuk menyaksikan ke indahan Danau tersebut. Danau Segara Anak yang luasnya 1.100 ha dengan kedalaman 230 m.

2.      Danau Kaco
Danau Kaco, masyarakat setempat menyebutnya yang dalam bahasa Indonesia berarti kaca. Danau kaco memang mempunyai air yang sangat bening kebiruan. Terletak di kentinggian 1289 diatas permukaan air laut, danau ini tergolong danau yang kecil tidak seperti danau-danau pada umumnya. Hanya berukuran luas sekitar 30 x 30 meter, namun danau ini bisa menyuguhkan keindahan tersendiri diantara pepohonan di sekitarnya.
Selain mempunyai air yang sangat bening, kedalaman danau ini masih misteri dan belum ada yang tau pasti berapa kedalamanya. Walaupun kita masih bisa melihat beberapa ikan semah yang berlalu lalang mencari makan. Keajaiban lainnya adalah Danau Kaco ini memancarkan cahaya yang terang saat gelap gulita, apalagi saat bulan purnama. Kebanyakan pengunjung banyak yang bermalam untuk melihat keajaiban ini dan tidak diperlukan penerangan karena terang dari cahaya danau. Beberapa peneliti mencoba untuk mencari jawaban akan fenomena ini, tetapi semua masih misterius dimana dalam penyelaman oksigen habis sebelum menyentuh dasar danau.
Sedikit cerita dari warga setempat. Mitos lahirnya Danau Kaco ini bermula hadirnya sebuah cerita seorang putri cantik yang ingin dipinang oleh banyak pemuda. Tanpa ragu mereka menitipkan bebatuan mulia pada Raja Gagak, ayah sang putri. Akan tetapi, keserakahan justru membuat Raja Gagak menodai putrinya sendiri. Setelah itu, putrinya pun dibenamkan ke dalam danau beserta harta pinangan tersebut.
Untuk menuju ke Danau Kaco ini terbilang tidaklah mudah. Tidak adanya jalan aspal yang lebar ataupun tempat berteduh yang nyaman selama perjalanan. Akan butuh tenaga ekstra untuk mencapai ke danau ini. Pengunjung akan berjalan kaki menyusuri hutan sekitar 4 jam perjalanan, tetntunya dengan keindahan yang mengiringi perjalanan seperti pepohonan besar, suara burung-burung endemik ataupun kupu-kupu nan cantik. Selain pepohonan besar dan rimbun, pengunjung juga akan melewati rimbunya pohon bambu dan menyeberangi sungai dengan air yang jernih. Dan tentunya semua itu akan terbayarkan dengan keindahan Danau Kaco yang seindah mutiara.
Lokasi
Danau Kaco terletak di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat tepatnya di Desa Lempur, Kecamatan Gunung Raya. Sekitar dua jam dari Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi.
Akses
Danau Kaco dapat ditempuh melalui jalur darat dimulai dari Kota jambi ke sungai Penuh.Jarak antara Jambi ke Sungai Penuh sekitar 500 km dengan waktu tempuh sekitar 10 jam perjalanan. Selanjutnya dari Sungai Penuh dilanjutkan ke desa terdekat yaitu Desa Lempur,Kecamatan Gunung Raya dalam waktu 45 Menit dengan kendaraan roda empat atau pun roda dua. Setelah itu dilanjutkan lagi dengan berjalan kaki menyelusuri hutan sekitar 4 jam untuk sampai ke Danau Kaco.

3.      Danau Kumbolo
Ranu Kumbolo berlokasi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, tepatnya di antara kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.


Bagi Anda yang berada di luar Jawa Timur, dapat menggunakan jalur udara menuju Malang melalui bandar udara Abdurrahman Saleh. Namun jika Anda lebih menyukai perjalanan yang santai, dapat menggunakan kereta api menuju stasiun kota baru.
Setelah tiba di kota Malang, Anda bisa mncari angkutan umum menuju desa Tumpang kemudian berhenti di Terminal Tumpang. Perjalanan selanjutnya dapat Anda tempuh menggunakan mobil jeep (SUV) yang disewakan penduduk sekitar menuju Ranu Pani.
Sejujurnya, perjalanan wisata menuju Ranu Kumbolo bukanlah perjalanan yang mudah, malah dapat dikatakan perjalanan yang berat karena membutuhkan kekuatan fisik yang prima dan perbekalan yang cukup.
Disarankan bagi Anda yang ingin berwisata ke sini, paling tidak selama satu minggu sebelumnya latihan fisik terlebih daulu. Latihan fisik ini bisa berupa jogging, gym, lari, dan olahraga lain yang bisa meningkatkan daya tahan dan kekuatan tubuh Anda.
4.      Danau Habema

 Danau Habema memang bisa dikatakan sebagai danau di atas. Walapun lokasinya di kaki Gunung Trikora, Kabupaten Jayawijaya, Papua, danau ini merupakan salah satu danau tertinggi di Indonesia. Terletak di ketinggian lebih dari 3.300 meter di atas permukaan laut, oleh Masyarakat Dani, penduduk Jayawijaya, danau itu dianggap sebagai tempat keramat yang jadi sumber kesuburan dan kehidupan.

Untuk mencapai Danau Habema, yang dalam bahasa setempat bernama Yuginopa berada di zona inti Taman Nasional Lorenz, Papua. Area Habema mempunyai luas kurang lebih sekitar 224,35 hektar dengan keliling 9.79 kilometer  Nama Habema diambil dari seorang perwira Belanda yang bernama Letnan D Habema, yang mengawal ekspedisi HA Lorentz untuk mencapai puncak  Ettiakup (sebutan masyarakat lokal untuk Gunung Trikora) pada tahun 1909. Pada masa pemerintahan Belanda, Gunung Trikora dikenal dengan nama Wilhelminatop. Baru pada 1963 namanya berubah menjadi Trikora (Tri Komando Rakyat) setelah perintah Presiden pertama Indonesia, Soekarno, untuk merebut Papua Barat.

Dahulu, puncak Gunung Trikora dan sekitar Danau Habema dihiasi dengan salju. Tapi beberapa tahun terakhir, salju di Trikora menipis dan Habema juga tidak pernah lagi dihiasi salju di sekitarnya. Tetapi Danau Habema masih punya banyak keindahan lain yang bisa dinikmati. Mulai dari bentang pemandangan padang rumput yang terlihat sejauh mata memandang, embun di ujung dedaunan dan rerumputan, lalu air danau yang tenang, serta masih banyak lagi.

Banyak pendaki Pegunungan Jayawijaya dan Cartenz mampir di danau ini sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak tujuan mereka. Dari kota Wamena, Danau ini bisa dicapai dalam waktu sekitar 3 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Jalur menuju Habema pun juga jadi tantangan tersendiri bagi para pengemudi kendaraan off-road. Jalan berliku yang sempit dan diapit oleh hutan jadi tantangan tersendiri bagi orang-orang penggemar olahraga pemacu adrenalin itu. Film Denias, Senandung di Atas Awan juga menggunakan indahnya Danau Habema sebagai salah satu lokasi syuting.

Para penggemar kegiatan birdwatching juga pasti tidak akan menyesal datang ke Danau Habema. Area di sekitar Danau Habema adalah habitat bagi puluhan spesies burung endemik dan tentu saja burung kebanggaan sekaligus maskot Provinsi Papua, Burung Cenderawasih. Selain birdwatching, di sekitar Danau Habema kabarnya juga bisa ditemui anggrek hitam yang teramat sangat langka.

Jika ingin mengunjungi Danau Habema, setelah mencapai gerbang checkpoint, berupa sebuah bangunan gardu sederhana, harus menempuh perjalanan sekitar 1 jam lagi dengan melewati tanah yang penuh dengan lumpur, lumut dan kubangan air. Dan, jangan lupa mengenakan pakaian yang bisa melindungi dari udara dingin, karena suhu di sekitar Danau Habema rata-rata mencapai 7-8 derajat celcius. Bahkan bisa mencapai 4 derajat celcius.

5.      Telaga Warna Dieng
 Telaga Warna Dieng adalah salah satu objek wisata yang berada di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah Telaga ini merupakan salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Wonosobo Nama Telaga Warna sendiri diberikan karena keunikan fenomena alam yang terjadi di tempat ini, yaitu warna air dari telaga tersebut yang sering berubah-ubahTerkadang telaga ini berwarna hijau dan kuning atau berwarna warni seperti pelangi Fenomena ini terjadi karena air telaga mengandung sulfur yang cukup tinggi, sehingga saat sinar Matahari mengenainya, maka warna air telaga nampak berwarna warni
Telaga Warna berada di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut, dan dikelilingi oleh bukit-bukit tinggi yang menambah pesona keindahan alam sekitar telaga warna.[3] Keindahan telaga warna akan lebih terasa jika pengunjung naik ke salah satu bukit yang mengelilingi telaga ini.[4] Waktu yang paling tepat untuk mengunjungi telaga warna adalah saat pagi atau siang hari, karena pada sore hari, kabut tebal akan menutupi daerah sekitar telaga warna, sehingga pengunjung tidak dapat menikmati keindahan alamnya.
Harmonisasi alam dengan udara yang sejuk dan bersih membuat suasana Telaga Warna Dieng begitu memikat Para wisatawan juga akan merasakan suasana mistis yang hening disempurnakan oleh kabut putih dan pepohonan yang rindang.
Di sekitar Telaga Warna Dieng tedapat beberapa gua yang juga patut untuk dikunjungi, seperti Gua Semar Pertapaan Mandalasari Begawan Sampurna Jati Di depan gua ini terdapat arca wanita dengan membawa kendi Gua ini juga memiliki kolam kecil yang airnya dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan membuat kulit jadi lebih cantik. Ada juga Gua Sumur Eyang Kumalasari, dan Gua Jaran Resi Kendaliseto Selain itu, ada pula Batu Tulis Eyang Purbo Waseso Gua-gua di sekitar telaga warna ini sering dijadikan sebagai tempat meditasi.
Keberadaan Telaga Warna Dieng juga sangat berguna bagi masyarakat sekitar Mereka menggunakan air dari telaga warna sebagai sumber irigasi untuk mengairi tanaman kentang yang menjadi komoditas utama di kawasan ini.
Akses menuju ke telaga warna dapat ditempuh dari pusat Kota Wonosobo dengan menggunakan kendaraan umum dari terminal Kota Wonosobo, dengan menempuh jarak sekitar 30 kilometer, atau selama 45 menit sampai 1 jam. Tetapi jika ingin menggunakan kendaraan pribadi, pastikan kendaraan dalam keadaan baik. Hal ini disebabkan oleh medan jalan yang dilewati cukup berliku dan menanjak. Selain itu, di kanan dan kiri jalan berbatasan langsung dengan jurang yang cukup dalam

6.      Danau Gunung Tujuh
Danau Gunung Tujuh merupakan Danau yang terletak di Kabupaten Kerinci, Jambi. tepatnya di Desa Pelompek, Kecamatan Ayu Aro. Danau ini berada di kawasan Gunung Tujuh, sebuah gunung yang berada tepat di belakang Gunung Kerinci. Gunung Tujuh masih termasuk dalam wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.
Bagi pendaki gunung, Kerinci mungkin menjadi tujuan utama karena gunung tersebut merupakan gunung aktif tertinggi di Indonesia [3805 mdpl], namun bagi wisatawan yang ingin sekedar menikmati keindahan alam Kabupaten Kerinci, Danau Gunung Tujuh bisa menjadi pertimbangan sebagai tujuan wisata. selain memiliki panorama alam yang menakjubkan, jalur yang dilalui juga jauh lebih mudah daripada Gunung Kerinci. Danau Gunung Tujuh juga merupakan salah satu Danau tertinggi di Indonesia, Danau ini berada di ketinggian 1.950 meter di atas permukaan laut. Dengan ketinggian hampir 2 kilometer dpl itu bisa dibayangkan betapa dinginnya air Danau Gunung Tujuh di pagi hari. Meskipun begitu, berendam di Danau Gunung Tujuh dengan air yang sangat dingin menjadi tantangan sendiri bagi para pendaki.
7.      Danau Kelimutu
Danau Kelimutu adalah danau kawah yang terletak di puncak Gunung Kelimutu (gunung berapi) yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende.
Danau Kelimutu
Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.
Danau ini berada di ketinggian 1.631 meter dari permukaan laut.
Kelimutu merupakan gabungan kata dari “keli” yang berarti gunung dan kata “mutu” yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.
Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna – warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau “Tiwu Ata Polo” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau “Tiwu Ata Mbupu” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.
Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.
Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu.
Kawasan Konservasi Alam Nasional
Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992.
Jenis hutan
  • Hutan Dipterokarp Bukit adalah kawasan hutan yang terdapat di ketinggian antara 300 – 750 meter.
  • Hutan Dipterokarp Bukit 300 – 750 meter
  • Hutan Dipterokarp Atas ketinggian 750 – 1.200 meter
  • Hutan Montane 1,200 – 1.500 meter
  • Hutan Ericaceous > 1.500 meter
Beberapa flora yang dapat ditemui di sekitar danau antara lain Kesambi (Schleichera oleosa), Cemara (Casuarina equisetifolia) dan bunga abadi Edelweiss. Sedangkan fauna yang ada di sekitar danau, antara lain Rusa (Cervus timorensis), Babi hutan (Sus sp.), Ayam hutan (Gallus gallus) dan Elang (Elanus sp.)
Danau Kelimutu yang terletak di puncak Gunung Kelimutu ini masuk dalam rangkaian Taman Nasional Kelimutu.
Danau Kelimutu mempunyai tiga kubangan raksasa. Masing-masing kubangan mempunyai warna air yang selalu berubah tiap tahunnya. Air di salah satu tiga kubangan berwarna merah dan dapat menjadi hijau tua serta merah hati; di kubangan lainnya berwarna hijau tua menjadi hijau muda; dan di kubangan ketiga berwarna coklat kehitaman menjadi biru langit.
Secara adminitratif, Danau Kelimutu berada pada 3 kecamatan, yakni Kecamatan Detsuko, Kecamatan Wolowaru dan Kecamatan Ndona, ketiganya berada di bawah naungan Kabupaten Dati II Ende, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Akses ke Kawasan ini yaitu dari ibukota Propinsi NTT, yakni Kupang, menggunakan pesawat menuju kota Ende, di Pulau Flores, dengan waktu tempuh mencapai 40 menit. kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum berupa mini bus, menuju Desa Kaonara, yang berjarak 93 km, dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Dari Desa Koanara menuju Puncak Danau Kelimutu, berjalan sepanjang 2,5 km.

Minggu, 31 Januari 2016

Pulau tidung

Pulau Tidung
Sewa Elflong Pariwisata ke pulau tidung, pulau tidung mepakan salah satu bagian dari kepulauan seribu selatan dan terbagi dua menjadi pulau tidung besar dan pulau tidung kecil karena merupakan salah satu anggota kepulauan seribu tentunya sebuah Elflong Pariwisata tidak akan bisa mengantarkan anda hingga pulau tidung, tapi kami dari megatrans Indonesia siap mengakomodasi anda untuk berwisata ke pulau tidung dengan akomodasi kendaraan seperti sewa Bus Parwisata Murah, sewa Elflong pariwisata murah hingga muara angke disana anda melanjutkan perjalanan ke pulau tidung menggunakan kapal, tapi keindahan pulau ini sungguh suatu bukti kebesaran allah swt, keulauan seribu atau salah satunya pulau tidung terbentuk akibat endapan terumbu karang dan sisa hewan laut lainnya selama berjuta-juta tahun lamanya, menurut ilmu gelogi pembentukannya sangat sederhana dibandingkan pembentukan wilayah lainnya misalka, pulau jawa terbentuk akbat Susunan batuan dasar yang membentuk Pulau Jawa memiliki asal-usul dan umur yang berbeda satu dengan yang lainnya. Jawa bagian barat diperkirakan telah terbentuk pada akhir Zaman Kapur (145 hingga 65 juta tahun lalu) dan menjadi bagian dari Paparan Sunda (Sundaland Core), sementara Jawa bagian timur diyakini berasal pecahan kecil benua Australia (sejumlah peneliti menyebutnya sebagai East Java Microcontinent). Bagian timur ini diperkirakan mulai ‘menabrak’ dan bergabung dengan bagian barat sekitar 100-70 juta tahun yang lalu hingga menciptakan bentuk awal Pulau Jawa yang ada saat ini. Artinya, Pulau Jawa terbentuk dari gabungan dua lempeng benua dan bagian barat Pulau Jawa diyakini memiliki umur yang lebih tua dibanding bagian timurnya. Batas di antara kedua bagian ini tertandai dengan adanya sesar purba yang membentang dibawah Sungai Luk Ulo di Kebumen, Jawa Tengah, menyeberangi Laut Jawa dan berakhir di Pegunungan Meratus yang membelah Kalimantan Selatan. Saat ini, hanya ada tiga tempat yang memiliki rekam jejak sejarah kebumian dari masa awal terbentuknya Pulau Jawa, yaitu Teluk Ciletuh (Sukabumi, Jawa Barat), Karangsambung (Kebumen, Jawa Tengah) dan Bayat (Klaten, Jawa Tengah). Rekaman ini tersimpan dalam bentuk singkapan yang menampakkan batuan dasar tertua yang berumur hingga sekitar 96 juta tahun. Singkapan ini terjadi sebagai akibat dari proses tumbukan antar lempeng disertai dengan erosi yang berlangsung terus-menerus dalam rentang waktu yang sangat panjang, jutaan tahun lamanya. Dari masa ke masa, proses geologis berlangsung tanpa henti, menyusun beragam wujud muka bumi yang berbeda-beda. Proses pengendapan pertama diperkirakan terjadi antara 54 hingga 36 juta tahun lalu (Kala Eosen). Berbagai material terendapkan di cekungan-cekungan yang terbentuk akibat peregangan lempeng. Tersingkapnya batuan konglomerat, batugamping, batupasir serta batubara, menunjukkan ciri pengendapan sungai, danau dan laut dangkal yang terjadi saat itu. Pada masa berikutnya, ketika Pulau Jawa sudah mulai terbentuk dengan poros membujur arah barat dan timur, muncul tekanan dahsyat dari arah selatan. Perlahan namun pasti, lempeng samudera Indo-Australia yang bergerak ke arah utara ‘menabrak’ lempeng benua Eurasia dari sisi selatan pada zona yang berposisi sejajar dengan Pulau Jawa. Lempeng samudera yang memiliki densitas atau massa jenis yang lebih tinggi mengalami subduksi atau penunjaman. Peristiwa inilah yang kemudian menjadi penyebab terbentuknya palung laut, pegunungan, serta aktifitas vulkanik yang memunculkan bentukan gunung berapi. Sebagian material lempeng samudera Indo-Australia mengalami pelelehan, mencair menjadi magma dan menciptakan jalur vulkanik dalam posisi sejajar dengan poros panjang Pulau Jawa. Inilah kelanjutan peristiwa yang menjadi bagian penting dari rangkaian sejarah terbentuknya Pulau Jawa, ditandai dengan mulai terbentuk gugusan gunung api purba sebagai jalur vulkanik yang berjajar di bagian selatan dan menjadi tulang punggung Pulau Jawa jutaan tahun yang lalu. Menarik untuk dicatat, dalam kurun waktu antara 36 hingga 10,2 juta tahun lalu ini (Kala Oligosen Akhir hingga Kala Miosen Awal), pada gugusan gunung api purba di Pulau Jawa ini, diperkirakan telah terjadi rangkaian peristiwa vulkanisme yang teramat dahsyat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penemuan singkapan lapisan batuan piroklastik serta ditemukannya batupasir vulkanik yang sangat tebal sebagai hasil erupsi gunung berapi purba. Berdasarkan bukti-bukti geologis yang ditemukan di sekitarnya, setidaknya telah dikenali dua gunung api purba yang di kalangan ahli geologi dinamai berdasarkan lokasi penemuan bukti-bukti geologisnya, bukan berdasarkan letak titik pusat aktifitas vulkaniknya. Kedua gunung api itu adalah Gunung Api Purba Semilir dan Gunung Api Purba Nglanggeran. Inilah masa-masa dimana gunung api purba mengalami kejayaannya di Pulau Jawa. Namun pada kisaran 16 hingga 2 juta tahun yang lalu (Kala Miosen Tengah hingga Pliosen Akhir) kegiatan magmatisme di gugusan gunung api purba ini mulai jauh berkurang. Saat itu, situasi di sebagian besar Pulau Jawa masih berada dalam genangan laut dengan kehidupan biotanya yang berkembang dengan baik. Daerah pegunungan selatan merupakan daerah laut dangkal dengan airnya yang cenderung tenang, jernih, memiliki sumber makanan yang memadai, serta mendapatkan sinar matahari yang cukup. Kondisi ini memungkinkan terbentuknya koloni koral atau kompleks terumbu yang sangat luas serta berkembang biaknya biota laut, seperti plankton, moluska, algae dan masih banyak lagi. Fakta ini terekam dengan baik dan dapat diamati pada ragam singkapan batugamping yang sangat tebal dan meluas di sepanjang sisi selatan dan sisi utara Pulau Jawa saat ini. Pada kisaran 12 juta tahun yang lalu (Kala Miosen Tengah), mulailah terjadi pelandaian kemiringan penunjaman lempeng samudera Indo-Australia, sehingga proses pelelehan yang menghasilkan magma ikut bergeser ke arah utara. Proses ini terus berlanjut sampai sekitar 1,8 juta hingga 11.500 tahun yang lalu (Kala Pleistosen) dan masih tetap berlanjut hingga saat ini (Kala Holosen), meninggalkan gugusan gunung api purba yang telah terbentuk sebelumnya di sisi selatan Pulau Jawa. Pergeseran jalur vulkanik yang mencapai jarak sekitar 50 hingga 100 kilometer ke arah utara ini, secara otomatis telah menonaktifkan semua gunung berapi purba, karena suplai magma hasil pelelehan di bawah permukaan bumi telah bergeser ke utara. Aktifitasnya gunung api purba seperti Nglanggeran, Semilir dan kemungkinan pusat-pusat erupsi lainnya, berangsur-angsur mulai turun, bahkan bisa dikatakan nyaris tak bersisa lagi. Kondisi Pulau Jawa pun menjadi relatif stabil, meskipun kegiatan magmatisme tetap ‘terpelihara’ oleh alam, bergeser ke sebelah utara. Tidak selamanya gunungapi itu hidup dan aktif, ada masa-masanya sebuah gunung api itu lahir, aktif akhirnya tertidur pulas dan mati. Secara mudah penjelasan diatas dapat digambarkan seperti dibawah ini. Pengendapan delta, sungai dan laut dangkal diatas Pulau Jawa menjadi proses alamiah yang telah berlangsung dalam kurun waktu antara 25,2 hingga 5,2 juta tahun silam. Penurunan muka air laut terjadi secara berangsur-angsur, mengiringi pengendapan-pengendapan material di daratan dan tepi laut. Pada saat yang sama, lempeng samudera Indo-Australia pun terus bergerak menekan lempeng benua Eurasia. Sebagai akibatnya, perlahan namun pasti, pegunungan selatan Pulau Jawa mulai mengalami pengangkatan, sehingga daerah-daerah yang dahulunya berupa lingkungan laut dangkal, sedikit demi sedikit mulai berubah menjadi daratan, bahkan sebagian diantaranya berubah menjadi perbukitan. Proses pembentukan berikut pusat aktifitas gunung api pun terus bertumbuh, beriringan dengan pengangkatan, pemiringan, erosi serta pertumbuhan terumbu secara ekstensif yang mungkin bahkan masih berlangsung hingga saat ini. Rangkaian peristiwa alam ini terus berlanjut dalam rentang jutaan tahun lamanya, hingga mencapai bentukan sempurna Pulau Jawa sebagaimana penampakannya di saat ini, dengan gugusan gunung berapi ‘muda’ di bagian tengahnya. Jadi kalau kita bandingkan proses pembentukan keduanya sunguh sangat jauh berbeda tapi allah swt membuat keduanya sempurna untuk kita nikmati
Pulau Tidung

Jumat, 29 Januari 2016

Gunung Tangkuban Parahu


Sewa Bus Pariwisata Bandung

Sewa Bus Pariwisata ke Kota Bandung (Bandoeng) Murah meriah Sekaligus menelusuri fakta unik terbentuk nya si Kota Kembang, dengan membeli layanan Sewa Bus Pariwisata Murah dari Megatrans Indonesia, mau tau dulu Bandung (Bandoeng) itu sebuah danau dan kalau kita bayangkan Bandung (Bandoeng) masih danau kita ga akan bias pake sewa bus pariwisata murah dari megatrans Indonesia, na pertanyaannya kenapa Bandung (Bandoeng) sekarang bukan danau, karena e karena sangkuriang patah hati alias galau (catatan “galau sickness” bisa menjangkit siapa aja dan ga pandang bulu walaupun tu orang sakti mandraguna tetap aja bisa galau) lets keep going emang agka ga nyambung sih tapi si sangkuriang ini galau merupakan kiasan sebuah fakta, nah lo kenapa harus pake dongeng kalo itu fakta, well maybe its just some conclusion refers to human behavior, cie paka basa inggris segala, maklum baru kesambang setan bule. Ok gini bedtime stories tuh lebih mudah di inget dan lebih mudah ditularkan, what the fuck you thinking about, lu piker penyakit, bukan lah tapi itu fakta kalo dongeng tuh lebih gampang nular, liat aja ibu ibu rempong kalo beli sayuran sambil ngegosipkan dan itu terus aja nyebar ampe sekampung na itu dia kan jadi kebiasaan manusia itu suka cerita dan kalo menarik dan melayang-layang diangkasa kaya sinetron-sinetron udah deh, apalagi ibu-ibu m***tnya dua kaya burung kakatua doyannya  sewa bus pariwisata di megatrans Indonesia, terus sebelum naek bis bilang”rumpiess yu jengg” beh ini nih kayanya kalo ada bus pariwisata yang seatnya lesehan terus ada onde onde, sirup, kacang goreng, and blab la blab la terus supir ama kenek bis nya nyiapin gelas tutup pake kertas terus dibolongin segede sedotan, isi aja kertas kecil ke risoles udah langsung “arisan yu jeng” yang menang di K**s ama pa supir berkumis baplang kek pa raden, namanya bapa asep kalo di megatrans Indonesia ups udah ntar kelewatan yang posting ntar dikejar para suami tu ibu ibu ok just kidding bau gading. Ko gua panas ya mo posting ini
Ok mari mari ibu2 arisan, ibu2 rumpies sini beli layanan sewa bus pariwisata murah di megatans Indonesia ada DISKON BESAR BESARAN SEBESAR 50% x 0 CIAHAAHAA KITE jalan jalan ke gunung tangkuban perahu yang ga di sangka dang a dinyana ni gunung punya sodara, bapa, ama kakek nahlo ibu ama nenek nya mana! Mana aja boleh, ga gitu juga sih bias dibilang ibu nya tu litosfer Indonesia (ups bacanya Ibu Pertiwa Tercinta ya kalo kalian emang anak Indonesia) kalo aku sih anak Ibu Bapa KU, ok banyak bacot ni yang Posting, oi itu kan gua sendiri, nah back to the topic jadi gini anak anak kek guru SD aja ya, gunung tangkuban perahu tu berawal dari ………………….. once upon a time.
Di utara Bandung (Bandoeng), di tempat Gunung Tangkubanparahu sekarang, terdapat gunung api raksasa. Gunung Jayagiri, namanya. Gunung ini kemudian meledak dahsyat hingga mengambrukkan tubuhnya membentuk kaldera, kawah yang sangat luas. Dari sisi kaldera Jayagiri ini tumbuh gunung baru, yaitu Gunung Sunda. Letusan maha dahsyat Gunung Sunda telah mengambrukkan tubuhnya membentuk kaldera. Dari kaldera Gunung Sunda inilah Gunung Tangkubanpararahu terbentuk. Sampai sekarang, cucu Gunung Jayagiri ini terus memperlihatkan aktivitasnya, membentuk dirinya mengikuti jejak alam leluhurnya.
Sewa Elf Long Pariwisata
Komplek Kaldera Gunung Sunda dan Gunung Tangkubanparahu menyimpan sejarah bumi yang sangat panjang. Gunung ini mempunyai daya pikat dan pesona yang luar biasa, sehingga terus mendapat perhatian.Kawasan ini bukan hanya memiliki keragaman bumi, melainkan juga keragaman hayati, baik flora maupun faunanya. Macan tutul (Panthera pardus sondaicus) yang menjadi simbol fauna Jawa Barat pun masih terdapat di sana.
Mochamad Nugraha Kartadinata (MNK, 2005) telah mengaji secara mendalam Gunung Tangkubanparahu dan Gunung Sunda. Data hasil kajianya dijadikan dasar dalam tulisan ini.
Gunung Sunda (1.854 m.dpl.) yang terdapat dalam peta, itu hanyalah kerucut kecil dalam rangkaian panjang kaldera Gunung Sunda. Gunung Sunda yang sebenarnya dibangun dengan dasar gunung selebar 20 km. lebih, dengan ketinggian ± 4.000 m.dpl. Sangat mungkin tinggi sesungguhnya lebih dari taksiran itu, sebab, pada umumnya sebuah gunung yang meletus hingga membentuk kaldera, menghancurkan dua per tiga tubuh gunungnya. Kalau saat ini titik tertinggi dari kaldera Gunung Sunda adalah 2.080 m.dpl., artinya, tinggi gunung tersebut hanyalah satu per tiga bagian dari Gunung Sunda.
Sebelum Gunung Sunda terbangun, di sana terdapat Gunung Jayagiri. Letusan-letusan pertamanya mengalirkan lava, yang terjadi dalam rentang waktu antara 560.000-500.000 tahun yang lalu. Kemudian letusan-letusan yang mengambrukkan badan gunung ini hingga membentuk kaldera.
Tiga abad kemudian, dari dalam kaldera itu terjadi letusan yang membangun gunung baru, yaitu Gunung Sunda. Letusan dahsyat Gunung Sunda oleh MNK dibagi menjadi tiga episode letusan utama.
Episode pertama berupa letusan-letusan yang mengalirkan lava, terjadi antara 210.000-128.000 tahun yang lalu. Episode kedua, terjadi 13 unit letusan, dalam satu unit letusan dapat terjadi lebih dari satu kali letusan besar. Episode ketiga berupa letusan-letusan yang mengambrukkan badan gunung ini hingga membentuk kaldera, yang terjadi ±105.000 tahun yang lalu.
Episode ketiga letusan Gunung Sunda dibagi lagi menjadi tiga fase letusan: Pertama fase plinian, letusan dengan tekanan gas yang sangat tinggi, melontarkan material sebanyak 1,96 km3 ke angkasa, membentuk tiang letusan setinggi 20 km dengan payung letusan sepanjang 17,5 km dan lebarnya 7 km.
Kedua fase freatomagmatik, letusan yang melontarkan awan debu dengan butiran-butiran kerikil gunungapi, volumenya 1,71 km3.
Ketiga fase ignimbrit, yang terjadi ±105.000 tahun yang lalu, yang menurut penelitian Rudy Dalimin Hadisantono (1988), volume yang dilontarkannya sebanyak 66 km3, yang mengarah ke baratlaut, selatan, dan timurlaut dari pusat letusan, menutupi kawasan seluas 200 km2 dengan rata-rata ketebalan 40 meter, seperti dapat dilihat di Ciseupan, di Campaka, Cisarua, Kampung Manglayang, Cipeusing, dll. Belum terhitung 40% dari total material gunungapi yang melayang-layang di angkasa dan jatuh di belahan bumi yang sangat jauh. Karena banyaknya material yang dikeluarkan, mengakibatkan ambruknya sebagian besar dari tubuh Gunung Sunda, membentuk kaldera seluas 6,5 x 7,5 km.
Pada letusan dahsyat fase ketiga inilah material letusan Gunung Sunda dengan seketika mengubur apa saja yang ditimpanya. Hutan belantara terkubur bersamaan dengan mahluk hidup yang ada di dalamnya seperti badak, rusa, kijang, dan lain-lain yang sedang berada di lembah Ci Tarum, yang jaraknya ±35 km. dari pusat letusan (Umbgrove dan Stehn: 1929, R.W. van Bemmelen: 1936, Th. H.F. Klompe: 1956). Arang kayu seukuran drum yang melintang serah datangnya awan panas ditemukan di penggalian pasir Ciseupan, Cibeber, Kota Cimahi.
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan, letusan Gunung Sunda fase ketiga itulah yang telah mengurug Ci Tarum Purba di utara Padalarang, membentuk danau raksasa, Danau Bandung (Bandoeng) Purba. Bagian sungai ke arah hilir yang tidak tertimbun disebut Ci Meta, sungai kecil dalam lembah besar Ci Tarum Purba.
Sewa Bus Pariwisata Bandung Murah

Jadi, yang selama ini dianggap bahwa letusan Gunung Tangkubanparahu yang telah membendung Ci Tarum itu terbantahkan, karena sebelum gunung ini meletus, ada gunung yang meletus sangat dahsyat, yaitu letusan Gunung Sunda.
Dari kaldera Gunung Sunda itu kemudian lahir Gunung Tangkubanparahu. Letusan-letusannya dibagi ke dalam dua kategori letusan, yaitu: letusan Gunung Tangkubanparahu tua, antara 90.000-10.000 tahun yang lalu, yang pernah meletus sebanyak 30 unit letusan, dan letusan Gunung Tangkubanparahu muda, antara 10.000 – 50 tahun yang lalu, yang meletus 12 unit letusan.
H. Tsuya menggolongkan derajat kehebatan letusan gunungapi ke dalam 9 tingkatan, mulai dari derajat satu, yang hanya menghembuskan fumarola hingga derajat IX yang melontarkan material gunungapi lebih dari 100 km3. Bila gunungapi itu mampu melontarkan material dari tubuhnya antara 10-100 km3 dapat digolongkan mempunyai derajat kehebatan VIII. Gunung Sunda termasuk kategori ini karena pada letusan fase ketiga melontarkan material vulkanik sebanyak 66 km3. Jumlah ini sebenarnya hanya 60%-nya saja, sebab yang dihitung hanya yang mengendap di permukaan. Sedangkan yang diterbangkan ke berbagai penjuru bumi tidak dihitung, jumlahnya mencapai 40%. Bila seluruhnya dijumlahkan, kedahsyatan Gunung Sunda mendekati kategori IX.
Sebagai bandingan, letusan dahsyat Gunung Krakatau 1883 hanya melontarkan material sebanyak 18 km3, dan letusan Gunung Tambora tahun 1815 menghamburkan 150 km3, dengan derajat kehebatan IX (K. Kusumadinata, 1979).
Jadi begitu tapi ni Cuma sebagian kecil dari seluruh kisah si sangkuriangyang patah hati tapi jangan sedih ada kelanjutanya ko.





Kamis, 28 Januari 2016

Paket Wisata Alam Murah di Bandung, Objek wisata alam dibandung memilikisatu asal usul yang sama dancukup istimewa karna setiap objek wisata memilki hubungan dan saling begantung akan untuk menjaga keberadaannya, selain itu Bandung Paris Van java ya bisa dibilang Bandung merupakan kiblat fashion di Indonesia, selain itu bandung disebut juga Kota kembang melihat banyak istilah yang digunakan untuk kota Bandung, mengapa kita tidak tengok sejarah pembentukan kota kita ini. Kalo bicara Pembentukan Bandung kita akan bicara sebuah legenda,legenda Sangkuriang dan Ibunya Dayang sumbi, mungkin ini yang dibilang tak ada rotan akar pun jadi sangat cocok untuk menggambarkan bagaimana masyarakat mencatat sebuah kejadian kedalam objek yang berbeda ketika belum ditemukannya tenik menulis. Mari kita simak dulu ceritanya. Alkisah, di daerah Jawa Barat, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Sungging Perbangkara. Ia sangat gemar berburu binatang di hutan. Suatu hari, seusai berburu, Prabu Sungging membuang air kecil (pipis) pada daun caring (keladi hutan). Saat ia meninggalkan tempatnya buang air kecil, tiba-tiba seekor babi yang bernama Wayungyang datang meminum air seninya yang tergenang di daun keladi itu. Rupanya air seni Prabu Sungging mengandung sperma sehingga menyebabkan Wayungyang hamil. Beberapa bulan kemudian, Wayungyang pun melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik jelita. Setelah membersihkan tubuh bayi itu dengan menjilatnya, Wayungyang meletakkannya di atas batu besar di balik semak-semak, dengan harapan ayahnya (Prabu Sungging) akan menemukannya. Ternyata harapan Wayungyang tercapai. Tak berapa lama setelah ia meninggalkan bayi itu, Prabu Sungging lewat di tempat itu dan mendengar ada suara tangisan bayi dari arah semak-semak. Dengan hati-hati, Prabu Sungging berjalan perlahan-lahan mendekati sumber suara itu dan mendapati seorang bayi perempuan mungil dan berparas cantik tergeletak di atas sebuah batu besar. Tanpa berpikir panjang, ia pun membawa pulang bayi itu ke istana. Sang Prabu memberinya nama Dayang Sumbi. Ia merawat dan membesarkan Dayang Sumbi dengan penuh kasih sayang. Waktu terus berjalan. Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita. Selain cantik, ia juga sangat mahir menenun dan pandai memasak. Tak heran jika para raja dan pangeran silih berganti datang melamarnya. Namun, tak satu pun lamaran yang diterimanya. Ia tidak ingin terjadi pertumpahan darah di antara para raja dan pangeran tersebut dengan hanya menerima salah satu pinangan dari mereka. Akhirnya, dengan restu sang Prabu, Dayang Sumbi mengasingkan diri ke sebuah hutan lebat yang terletak jauh dari istana. Sang Prabu membuatkannya sebuah pondok di pinggir hutan dan menyiapkan alat-alat tenun kesukaannnya. Di pondok itulah, Dayang Sumbi menghabiskan waktunya sambil menenun kain. Pada suatu malam, ketika Dayang Sumbi sedang menenun kain, tiba-tiba segulungan benangnya terjatuh dan berguling ke luar pondoknya. Karena malam sudah larut, ia merasa takut untuk mengambil gulungan kain itu. Tanpa disadarinya tiba-tiba terlontar ucapan dari mulutnya. “Siapapun yang mau mengambilkan benang itu untukku, jika dia perempuan akan kujadikan saudara, dan jika dia laki-laki akan kujadikan suamiku,” ucapnya. Tanpa diduga sebelumnya, tiba-tiba seekor anjing jantan berwarna hitam datang menghampirinya sambil membawa gulungan benang miliknya. Namun, apa hendak dikata, ia sudah terlanjur berucap. Ia harus menepati janjinya. “Baiklah, Anjing. Aku akan mempertanggung jawabkan ucapanku. Meskipun kamu seekor anjing, aku tetap bersedia menjadi istrimu,” kata Dayang Sumbi. Mendengar perkataan Dayang Sumbi, anjing hitam itu tiba-tiba menjelma menjadi seorang pemuda yang sangat tampan. Dayang Sumbi sangat terkejut dan heran menyaksikan kejadian itu. “Hei, kamu siapa dan dari mana asal-asulmu?” tanya Dayang Sumbi penasaran. “Maaf, Tuan Putri! Saya adalah titisan Dewa,” jawab pemuda itu. Akhirnya, Dayang Sumbi dan pemuda tampan itu saling jatuh dan menikah. Keduanya bersepakat untuk merahasiakan hubungan mereka kepada siapa pun, termasuk kepada Prabu Sungging Perbangkara. Sejak saat itu, ke mana pun Dayang Sumbi pergi, ia selalu ditemani oleh suaminya. Dayang Sumbi memanggilnya dengan si Tumang. Setelah setahun menikah, mereka pun dikaruniai seorang anak laki-laki yang tampan. Mereka memberinya nama Sangkuriang. Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang rajin dan pandai. Setiap hari, ia ditemani si Tumang pergi ke hutan untuk berburu rusa dan mencari ikan di sungai. Namun, ia tidak menyadari bahwa anjing yang selalu menenaminya itu adalah ayah kandungnya sendiri. Pada suatu hari, Sangkuriang pergi berburu rusa ke tengah hutan. Hari itu, ia sangat berharap bisa mendapatkan hati seekor rusa untuk dipersembahkan kepada ibunya. Sudah hampir seharian ia berburu, namun tak seekor binatang buruan pun yang menampakkan diri. Sangkuriang pun mulai kesal dan memutuskan untuk berhenti berburu. Ketika akan pulang ke pondoknya, tiba-tiba seekor rusa berlari melintas di depannya. Ia pun segera memerintahkan si Tumang untuk mengejarnya. “Tumang! Ayo kejar rusa itu!” seru Sangkuriang. Beberapa kali Sangkuriang berteriak menyuruhnya, namun si Tumang tetap tidak beranjak dari tempatnya. Ia pun semakin kesal melihat kelakuan si Tumang. “Hei, Tumang! Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kamu tidak mau menuruti perintahku?” bentak Sangkuriang sambil mengancam si Tumang dengan panahnya. Tanpa disadarinya, tiba-tiba anak panahnya terlepas dari busurnya dan tepat mengenai kepala si Tumang. Anjing itu pun tewas seketika. Sangkuriang kemudian mengambil hati si Tumang untuk dipersembahkan kepada ibunya. Sesampainya di pondok, ia menyerahkan hati itu kepada ibunya untuk dimasak. Setelah menyantap hati itu, tiba-tiba Dayang Sumbi teringat pada si Tumang. Ia pun menanyakan keberadaan si Tumang. “Mana si Tumang? Bukankah tadi dia pergi bersamamu?” tanya Dayang Sumbi dengan cemas. “Maaf, Bu! Saya telah membunuhnya. Hati yang ibu makan itu adalah hati si Tumang,” jawab Sangkuriang dengan tenang, tanpa merasa bersalah sedikit pun. Seketika itu pula Dayang Sumbi menjadi murka. Ia sangat marah karena Sangkuriang telah membunuh ayah kandungnya sendiri. “Apa katamu? Kamu telah membunuhnya? Dasar anak tidak tahu diri!” seru Dayang Sumbi seraya memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi hingga berdarah dan meninggalkan bekas. Sambil menangis tersedu-sedu, Sangkuriang berusaha untuk membela diri. Ia merasa bahwa dirinya tidak bersalah. Ia melakukan semua itu tidak lain hanya untuk menyenangkan hati ibunya. Akan tetapi, Dayang Sumbi menganggap dia telah melakukan kesalahan besar, karena membunuh ayah kandungnya sendiri. Namun, Dayang Sumbi tidak mau menceritakan hal itu kepada Sangkuriang, karena takut rahasianya terbongkar. Merasa ibunya tidak lagi sayang kepadanya, Sangkuriang pun pergi mengembara dengan menyusuri hutan belantara. Sejak itu, Dayang Sumbi selalu duduk termenung. Ia merasa sangat menyesal telah memukul dan membiarkan putranya pergi meninggalkannya. Setiap malam ia berdoa kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar ia dapat bertemu kembali dengan putranya. Berkat ketekunannya, Tuhan pun mengambulkan doanya. Tuhan memberinya kecantikan yang abadi agar wajahnya tidak berubah termakan oleh usia, sehingga putranya masih dapat mengenalinya. Sementara itu di di tengah hutan belantara, Sangkuriang berjalan sempoyongan sambil memegang kepalanya yang terluka. Karena tidak kuat lagi menahan rasa sakit, akhirnya ia jatuh pingsan. Cukup lama ia tidak sadarkan diri. Betapa terkejutnya ketika ia tersadar. Ia melihat seorang tua laki-laki yang tidak pernah ia lihat sebelumnya sedang duduk di sampingnya. “Kakek siapa? Aku ada di mana?” tanya Sangkuriang heran. “Tenanglah, Anak Muda! Kakek adalah seorang pertapa. Nama Kakek Ki Ageng. Kakek menemukanmu sedang pingsan dan terluka parah di tengah hutan. Kamu sekarang berada di dalam gua tempat Kakek bertapa,” jawab orang tua itu. Kemudian Ki Ageng menanyakan tentang asal-usul Sangkuriang. Namun, Sangkuriang tidak bisa lagi mengingat masa lalunya. Bahkan namanya sendiri pun ia lupa. Akhirnya, Ki Ageng memanggilnya Jaka. Ki Ageng merawat Jaka sampai lukanya sembuh dan mengajarinya ilmu bela diri dan kesaktian. Setelah beberapa tahun berguru kepada Ki Ageng, Sangkuriang pun tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan sakti mandraguna. Dengan kesaktiannya, ia dapat memanggil serta memerintahkan makhluk-makhluk halus. Pada suatu hari, Jaka meminta izin kepada gurunya untuk pergi mencari tahu masa lalunya. Setelah mendapat restu dari Ki Ageng, berangkatlah ia menyurusi hutan. Ia berjalan mengikuti ke mana pun kakinya melangkah hingga akhirnya menemukan sebuah gubuk di tepi hutan. Karena merasa sangat haus, ia pun mampir di pondok itu untuk meminta air minum. Rupanya, penghuni pondok itu adalah seorang wanita cantik jelita yang tidak lain adalah Dayang Sumbi. Saat pertama kali melihat wajah wanita itu, Jaka tiba-tiba teringat kepada ibunya. Namun, ia tidak yakin kalau wanita itu adalah ibunya, karena sudah sekian lama mereka berpisah dan tentu wajahnya tidak akan secantik itu. Begitupula Dayang Sumbi, ia tidak pernah mengira kalau Jaka itu adalah putranya. Akhirnya, keduanya pun saling jatuh cinta dan bersepakat untuk menikah. Keesokan harinya, saat akan berangkat berburu ke hutan, Jaka meminta calon istrinya untuk mengencangkan dan merapikan ikat kepalanya. Betapa terkejutnya Dayang Sumbi ketika sedang merapikan ikat kepala Jaka. Ia melihat ada bekas luka di kepala Jaka. Bekas luka itu mirip dengan bekas luka yang ada di kepala putranya yang terkena pukulannya dua puluh tahun yang lalu. Dayang Sumbi pun menanyakan tentang penyebab bekas luka itu kepada Jaka. “Kenapa ada bekas luka di kepalamu, Jaka?” tanya Dayang Sumbi. Jaka tidak bisa mengingat penyebab bekas luka yang ada di kepalanya. Ia hanya menceritakan kepada Dayang Sumbi bahwa ada seorang pertapa menemukan dirinya sedang pingsan dan terluka parah di tengah hutan. Mendengar cerita itu, maka yakinlah Dayang Sumbi bahwa calon suaminya itu adalah putranya sendiri, Sangkuriang. Dayang Sumbi pun bingung. Ia tidak mungkin menikah dengan putranya sendiri. Ia berusaha untuk meyakinkan Sangkuriang bahwa dia adalah putranya. Untuk itu, ia meminta kepada putranya agar membatalkan pernikahan mereka. Namun, Sangkuriang tidak percaya pada kata-kata ibunya. Hatinya sudah terbelenggu oleh rasa cinta dan bersikeras ingin menikahi Dayang Sumbi. Melihat sikap putranya itu, Dayang Sumbi semakin bingung dan ketakutan. Setiap hari ia berpikir untuk mencari cara agar pernikahan mereka dibatalkan. Setelah berpikir keras, akhirnya ia pun menemukan sebuah cara. Ia akan mengajukan dua syarat kepada Sangkuriang. Jika kedua syarat tersebut dapat dipenuhi oleh Sangkuriang, maka ia akan menikah dengannya. Sebaliknya, jika Sangkuriang gagal, maka pernikahan mereka pun dibatalkan. Suatu malam, Dayang Sumbi menyampaikan kedua syarat itu kepada Sangkuriang. “Jika kamu bersikeras ingin menikahiku, kamu harus memenuhi dua syarat,” kata Dayang Sumbi. “Apakah syaratmu itu, Dayang Sumbi? Katakanlah!” desak Sangkuriang. “Kamu harus membuatkan aku sebuah danau dan sebuah perahu. Tapi, danau dan perahu itu harus selesai sebelum fajar menyingsing di ufuk timur,” jawab Dayang Sumbi. “Baiklah, Dayang Sumbi! Saya menyanggupi semua syaratmu,” jawab Sangkuriang dengan penuh keyakinan. Dengan kekuatan cinta dan kesaktiannya, Sangkuriang pun segera memanggil dan mengerahkan seluruh pasukannya yang berupa makhluk-makhluk halus untuk membantu menyelesaikan tugasnya. Setelah pasukannya siap, mereka pun menggali tanah dan menyusun batu-batu besar untuk membendung aliran air Sungai Citarum sehingga membentuk sebuah danau. Kemudian mereka menebang kayu-kayu besar untuk dibuat perahu. Saat tengah malam, Dayang Sumbi secara diam-diam mengintai pekerjaan Sangkuriang dan pasukannya. Betapa terkejutnya ia ketika melihat mereka hampir menyelesaikan semua permintaannya. Dayang Sumbi pun gusar. Ia segera berlari ke desa terdekat untuk meminta bantuan kepada masyarakat agar menggelar kain sutra berwarna merah di arah sebelah timur tempat Sangkuriang dan pasukannya bekerja. Tak berapa lama setelah kain sutra hasil tenunan Dayang Sumbi digelar, tampaklah cahaya berwarna kemerahan di arah timur sehingga seolah-olah hari sudah pagi. Ayam jantan pun mulai berkokok saling bersahut-sahutan. Para makhlus halus yang melihat cahaya merah dan mendengar suara ayam berkokok mengira hari sudah pagi. Mereka pun segera melarikan diri dan meninggalkan perahu yang hampir selesai. Saat mengetahui dirinya diperdaya oleh Dayang Sumbi, Sangkuriang menjadi murka. Dengan kesaktiannya, ia menjembol bendungan yang sudah dibuat bersama pasukannya, sehingga terjadilah banjir besar. Kemudian ia menendang perahu yang hampir selesai hingga terbang melayang dan jatuh menelungkup. Konon, perahu itu kemudian menjelma menjadi sebuah gunung yang kini dikenal dengan nama Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban perahu dalam bahasa Sunda berarti perahu yang terbalik. Nah mari kita tengok hasil risetnya. Tahun 90-an, Dam dan Suparan (1992) dari Direktorat Tata Lingkungan Departemen Pertambangan mengungkapkan sejarah geologi dataran tinggi Bandung. Penelitian ini menggunakan teknologi canggih seperti metoda penanggalan pentarikhan radiometri dengan isotop C-14 dan metode U/Th disequilibirum. Dam melakukan pengamatan terhadap perlapisan endapan sedimen Danau Bandung dari 2 lubang bor masing-masing sedalam 60 m di Bojongsoang dan sedalam 104 m di Sukamanah; melakukan pentarikhan dengan metoda isotop C-14 dan 1 metoda U/Th disequilibirum; dan pengamatan singkap dan bentuk morfologi di sekitar Bandung. Berbeda dengan Sunardi (1997) yang mendasarkan penelitiannnya atas pengamatan paleomagnetisme dan pentarikhan radiometri dengan metode K-Ar. Simpulan penting adalah bahwa pentarikhan kejadian-kejadian ini jauh lebih tua daripada diperkirakan oleh van Bemmelen (1949), kecuali periode pembentukan Gunung Sunda Purba serta kejadian-kejadian sebelumnya. Keberadaan danau purba Bandung dapat dipastikan, bahkan turun naiknya muka air danau, pergantian iklim serta jenis floranya dapat direkam lebih baik (van der Krass dan Dam, 1994). Hasil yang diperoleh, pembentukan danau Bandung bukan disebabkan oleh suatu peristiwa ledakan Gunung Sunda atau Tangkuban Parahu, tetapi mungkin karena penurunan tektonik dan peristiwa denudasi dan terjadi pada 125 KA (kilo-annum/ribu tahun) yang lalu (Dam et al, 1996). Keberadaan Gunung Sunda Purba dipastikan antara 2 juta sampai 100 juta tahun yang lalu berdasarkan pentarikhan batuan beku aliran lava, antara lain di Batunyusun timur laut Dago Pakar di Pulasari Schol (1200 juta tahun), Batugantung Lembang 506 kA (ribu tahun) dan di Maribaya (182 dan 222 kA). Memang suatu erupsi besar kataklismik (cataclysmic) terjadi pada 105 ribu tahun yang lalu, berupa erupsi Plinian yang menghasilkan aliran besar dari debu panas yang melanda bagian baratlaut Bandung dan membentuk penghalang topografi yang baru di Padalarang, yang mempertajam pembentukan danau Bandung. Erupsi besar ini diikuti dengan pembentukan kaldera atau runtuhnya Gunung Sunda yang diikuti lahirnya Gunung Tangkuban Parahu beberapa ratus atau ribu kemudian, yang menghasilkan aliran lava di Curug Panganten 62 ribu tahun yang lalu, sedangkan sedimentasi di danau Bandung berjalan terus. Suatu ledakan gunung api cataclysmic kedua terjadi anatara 55 dan 50 ribu tahun yang lalu, juga berupa erupsi Plinian dan melanda Bandung barat laut, sedangkan aliran-aliran lava di Curug Dago dan Kasomalang (Subang), terjadi masing-masing 41 dan 39 ribu tahun yang lalu. Sementara itu, sedimentasi di Danau Bandung berjalan terus, antara lain pembentukan suatu kipas delta purba yang kini ditempati oleh Kota Bandung pada permukaan danau tertinggi. Akhir dari Danau Bandung pun dapat ditentukan pentarikhannya yaitu 16 ribu tahun yang lalu. Meneropong Gunung Tangkuban Perahu memakai Teleskop Bumi sangat mengasikkan, kita bisa melihat alur-alur lembah nan hijau dengan sangat jelas. “Wow !” deretan pohon Pinus berjajar di sisi hamparan kebun Teh yang terhampar luas bak permadani yang sangat indah. Gunung Tangkuban Perahu memang unik bentuknya, seperti sebuah perahu raksasa tapi dengan posisi tertelungkup. “Kira-kira seberapa panjang dan lebarnya ya ?” yang pasti sangat besar. Kalau sebesar itu perahunya tentu yang membuatnya dahulu adalah seorang Satria yang Sakti Mandraguna. Bisa kita bayangkan suasana zaman dahulu itu seperti apa ya ? Tentu kalian ingin mengetahui lebih jauh bukan, untuk itu kita simak kisah serunya : Sebenarnya Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu Sisa letusan gunung purba yang sangat besar kala itu. Gunung itu dahulu disebut Gunung Sunda yang meletus pertama kali sekitar 105.000 tahun yang lalu. Sekitar 55.000 sampai 50.000 tahun yang lalu Gunung Sunda meletus untuk keduakalinya, nah letusan yang kedua ini menjadikan Gunung Sunda terpecah menjadi tiga Gunung yang lebih kecil, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Burangrang dan Gunung Bukittunggul. Tahukah kalian bahwa saat itu dataran Gunung Sunda Purba telah dihuni oleh manusia purba. Homo Sapiens dan Manusia Jawa (Wajak) yang hidup antara 50.000 sampai 62.000 tahun yang lalu, katanya merekalah yang tinggal di lereng dan lembah Gunung Sunda purba. Apakah ada kaitannya dengan nama suku di Jawa Barat yaitu suku Sunda ? Teman-teman, Sunda sebenarnya berasal dari kata “Su” yang berarti abadi atau sejati, “Na” yang berarti api dan “Da” yang berarti besar atau agung. Sunda berarti “Api Abadi yang Agung” tak lain adalah Matahari sebagai penyokong kehidupan manusia. Matahari adalah lambang Hyang agung yang berada di langit. Banyak yang menamakan Sunda sebagai : pemberi kehidupan, Hyang Manon (di Mesir), Guru Hyang, Guring (Sangkuriang), Su-ra. Sunda zaman dahulu adalah sebuah ajaran agama yaitu agama Matahari. Konon di tatar Jawa Barat Agama Sunda pertama dianut manusia yang selanjutnya berkembang ke Mesir dan berbagai benua kala itu. Kita mengenal sekarang suku Sunda tinggal di bumi Parahyangan, “Pa” berarti tempat, “Ra” berarti Matahari dan “Hyang” berarti leluhur, jadi “Parahyangan” berarti “Tempat Para Leluhur”. Agama Sunda saat itu mengajarkan cinta kasih dan rasa syukur berterima kasih atas karunia, oleh karena itu Agama Sunda mengajarkan diadakan upacara Bende-Ra (Panji Matahari) yang disertai sesajian kepada Sang Hyang (para leluhur). Penghormatan kepada Matahari mereka simbolkan pada bangunan unik seperti Pepunden Berundak, Candi, Pyramid, obelish yang semua puncak bangunannya menunjuk ke atas yaitu Matahari. Bahkan dalam upacara tersebut juga sering dibuat Sang-Hu-Tumpeng, yaitu nasi yang dibentuk kerucut lancip keatas yang juga menghormati Matahari. Jadi Sunda awalnya adalah Agama Matahari tertua di bumi teman-teman, bukan suku atau ras manusia. Sopan-santun juga adalah salah satu ajaran Agama Sunda. Bukankah suku Sunda sangat terkenal dengan keramahan dan sopan-santunnya teman-teman ! Itulah sisa-sisa Agama Sunda Purba yang masih dipegang sebagai taradisi budaya mereka. Kembali ke Gunung Sunda Purba, Gunung tersebut dahulu berada disisi Danau yang sangat luas. Danau yang luas itu tentu juga sangat dalam. Danau itu memang ada lo ! Bukti yang masih bisa kita lihat bersama adalah adanya Gunung-Gunung Kapur di daerah Padalarang sebelah Barat Bandung. Kapur itu terbentuk dari cangkang hewan-hewan air yang bertumpuk dan mengendap selama ribuan tahun. Dari Padalarang melewati Cianjur hingga ke Sukabumi banyak ditemukan fosil-fosil hewan laut, karena memang Danau Purba itu dahulu mengalir melewati daerah-daerah tersebut menuju lautan Pelabuhanratu Sukabumi. Danau itu terbentuk sekitar 125.000 tahun yang lalu dan mengering 16.000 tahun yang lalu. Sudah lama sekali ya ! Setelah Gunung Sunda meletus dan salah satunya menyisakan Gunung Tangkuban Perahu, pantas jika ada perahu terbalik di tepi Danau bukan ? Nah ada Legenda lama yang turun-temurun telah diceritakan di tengah-tengah masyarakat Sunda, Legenda Sangkuriang. Tentu kalian telah atau sering mendengar kisahnya, sepertinya antara Gunung Tangkuban Perahu dan Sangkuriang tidak bisa dipisahkan dalam Legenda itu. Melihat cerita diatas legenda sangkuriang menyiratkan sebuah fakta akan terbentuknya suatu wilayah bukan.